Karakteristik Waduk
Waduk adalah Danau buatan orang atau atau danau asli yang
keadaanya telah diperbaiki. Sumber lain menyebutkan bahwa Waduk adalah kolam besar tempat
menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan
dibangun dengan cara membuat bendungan
yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh.
Waduk mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan badan air lainnya. Waduk menerima masukan air
secara terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air sungai ini mengandung
bahan organik dan anorganik yang dapat menyuburkan perairan waduk. Pada awal
terjadinya inundasi (pengisian air), terjadi dekomposisi bahan organik
berlebihan yang berasal dari perlakuan sebelum terjadi inundasi. (Wiadnya, et al., 1993 dalam
Rahmawati, 2002).
Karakteristik
lain dari waduk sebagai perairan menggenang
adalah memiliki variasi temperatur atau suhu yang rendah, kadar garam
atau salinitas rendah, penetrasi dari cahaya matahari kurang jika dibandingkan
dengan jenis perairan menggenang yang lain, terpengaruh oleh iklim dan cuaca
alam sekitar, arusnya stagnan (hampir tidak ada arus) sehingga menyebabkan
kadar oksigen yang terlarut tidak terlalu besar.
Dalam
pengelolaanya, waduk sebagai salah satu sumber daya alam bagi keperluan hidup
manusia, diarahkan untuk menjaga keserasian antara kegiatan-kegiatan manusia
dan pembinaan mutu lingkungannya. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus
dimanfaatkan sepenuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak (Sarnita,
1986 dalam Apridayanti 2008).
Pendahuluan
Waduk merupakan tempat hidup berbagai komunitas
organisme perairan termasuk plankton. Plankton merupakan biota yang hidup di
daerah pelagik (perairan yang landai) yang mengapung, menghanyut atau berenang
sangat lemah dan tidak mampu melawan arus. Keanekaragaman dan kelimpahan
plankton di suatu perairan dapat dipakai sebagai indikator kondisi suatu
perairan (Arisandi 2003). Untuk mencapai itu, maka perlu adanya pengetahuan
mengenai keanekaragaman plankton, khususnya fitoplankton yang merupakan
komponen biota penting dalam ekosistem perairan waduk.
Materi
mengenai fitoplankton terdapat pada pokok bahasan Protista mirip tumbuhan
(algae) di dalam pembelajaran kelas X SMA. Untuk materi Pengayaan maka penting
bagi siswa untuk mengetahui Kenekaragaman fitoplankton yang ada di sekitarnya
untuk mendukung KTSP yang mengembangkan potensi lokal.
Yogyakarta
memiliki banyak bendungan air, salah satunya adalah embung atau waduk
Tambakboyo. Air waduk Embung Tambakboyo ini berasal dari sungai Tambak Bayan
dan sungai Buntung. Waduk dibangun tahun 2003 dan memiliki luas genangan 7,80
ha dan volume tampungan 400.000 m3. Embung Tambakboyo terletak di Dusun
Tambakboyo, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta atau sekitar 1, 5
kilometer ke utara dari perempatan Ring Road Universitas Pembangunan Nasional (UPN),
Yogyakarta. Fungsi utama didirikannya Waduk Tambakboyo, yaitu konservasi,
wisata lingkungan dan penyediaan air baku.
Waduk
atau embung tambakboyo merupakan potensi lokal yang dimiliki oleh Yogyakarta
untuk mengembangkan sumber belajar biologi. Maka dari itu, perlu media yang
tepat untuk mewujudkannya berupa media pembelajaran yang sesuai. Dalam hal ini
media pembelajarn tersebut berbentuk modul elekronik dalam bentuk blog yang
dapat diakses melalui internet.
Langganan:
Postingan (Atom)
Time
Translate
Kontributor
Labels
- Pendahuluan (1)